Sabtu, 26 Februari 2011

introspeksi 2

Huh, sok baik, sok alim, sok ngajarin, sendirinya emang seperti apa? Begitu kadang kita berpikir tentang orang lain. Seolah-olah kita tahu lengkap tentang dirinya. Bahkan kadang kita begitu kurang ajarnya berani merasa bahwa Allah kurang adil. Orang yang begitu jahat diberi banyak kemudahan, sedang kita yang lebih baik malah mendapat banyak kesulitan. Kita merasa diperlakukan secara tidak adil oleh orang-orang di sekitar kita. Begitulah dulu aku. Tetapi untunglah, segala puji bagi Allah yang menyisipkan sedikit tamparan untuk membuatku membuka mata, telinga dan hati , untuk lebih banyak melihat yang tidak selalu nampak di depan mata. Membuat diriku mampu sedikit membalikkan situasi, misalnya, toh kemungkinan besar ada banyak orang yang berpikir demikian tentang diriku, padahal mereka sama sekali tidak tahu isi hati dan sejarahku. Atau mungkin ada informasi salah menyelip di balik' fitnah maya' yang terjadi karena subyektifitas manusia. Ada banyak hal yang membuat diri kita lebih mudah berdamai, bersabar, bersyukur, misalnya dengan memahami bahwa KeMahakuasaan Allah meliputi segalanya, Mahamengetahui kebutuhan ummatnya, Mahamemberi kepada semua ciptaannya, Mahamenguji dan Mahamemberi cobaan yang tanpa terhisab. Mudah-mudahan Allah menghindarkan kita semua dari kesia-siaan amal, ibadah dan nikmat kehidupan ini.Amin.

Senin, 14 Februari 2011

Introspeksi

Sungguh, mudah sekali melihat kesalahan dan kekurangan orang-orang di sekitar kita. Yang paling ngenes adalah jika yang empunya kekeliruan atau kekurangan adalah orang-orang yang kita sayangi. Dan orang terdekat adalah yang paling tidak tahu cara bertindak yang benar untuk menyadarkan mereka. Tentu saja karena beliau-beliau itu juga sangat tahu kekurangan orang-orang dekat mereka.

Sering terjadi, kita sudah bla bla bla panjang lebar akibatnya bukan mereka jadi paham, malahan kemudian kita seperti menguliti diri sendiri, tanpa tahu malu, dan ingin menghapus waktu yang berlalu.

Sungguh tidak mudah melihat dan memahami kesalahan sendiri. Yang paling sering terjadi adalah, kita baru mengetahuinya setelah terlambat atau setelah ada akibat (yang celakanya) kadang fatal.

Sungguh tidak menyenangkan, jika waktu terus berjalan dengan berbagai keadaan yang adalah efek kelakuan buruk kita, yang amat susah atau bahkan mungkin tak bisa diperbaiki lagi.

Yang masih mungkin dilakukan adalah mohon ampunan-Nya. Astaghfirullah. Semoga kebodohan kita menjadi hikmah bagi orang lain.Amiin. Wallahu a'lam bisshowaab.